KONSEPSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Penulis: Jamaludin
Pendidikan
adalah usaha yang sengaja diadakan baik secara langsung maupun dengan cara yang
tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai
kedewasaannya. Dalam definisi yang lain pendidikan adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup.[1]
Driyakarya
mengemukakan definisi dan rumusan bahwa Pendidikan adalah hidup bersama dalam
kesatuan tritunggal ayah, ibu dan anak, dimana terjadi pemanusiaan anak,
pembudayaan anak dan pelaksanaan nilai-nilai, dengan mana dia berproses untuk
ahirnya memanusia sendiri sebagai manusia purnawan. Disamping itu pendidikan
juga memandang bahwa anak didik itu memiliki sifat-sifat individualitas,
sosialitas, moralitas dan unisitas. Pengingkaran salah satu saja dari keempat
hal itu, maka pendidikan akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya.[2]
Berkaitan
dengan pengertian Pendidikan agama Islam, ada beberapa para ahli yang
mengemukakan definisinya masing-masing, diantaranya:
- Ahmad D. Marimba, mengatakan bahwa
pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian yang lain seringkali beliau mengatakan
kepribadian utama dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang
memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat
berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab terhadap nilai tersebut[3]
- Burlian Somad, mengatakan bahwa suatu
pendidikan dinamakan pendidikan agama Islam, jika pendidikan itu bertujuan
individu menjadi bercorak diri diri berderajat tertinggi menurut ukuran Allah
dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah.[4]
- Usman Said, menjelaskan bahwa
pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk terbentuknya atau membimbing
serta menuntun jasmani dan rohani seseorang menurut ajaran Allah.[5]
- Rahman Shaleh, mengatakan bahwa pendidikan
agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan usaha terhadap anak agar kelak
setelah pendidikannya dapat memahami dan mengambil ajaran Islam serta
menjadikan sebagai jalan hidup yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian
anak yang sesuai dengan ajaran Islam.[6]
- H. Zuhairini, mengatakan bahwa pendidikan
agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu
anak yang merupakan untuk mengetahui segala sesuatu, yang sesuai dengan ajaran
Islam.[7]
Menurut
hemat penulis, dengan memperhatikan pengertian tersebut, maka definisi
pendidkan agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha pendidikan terhadap
anak didik menuju ke arah terbentuknya kepribadian muslim yang baik.
Kepribadian merupakan bersatunya ajaran dengan dirinya atau bercorak diri atau
personaliti. Kepribadian muslim adalah kepribadian yang memiliki nilai-nilai
ajaran Islam, membina dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai
Islam dan bertanggung jawab.
Dalam perspektif ini
penekunan nilai untuk menjadikan anak didik membentuk kepribadian maka
sesungguhnya penekananya juga harus mengarah pada aspek religius sebagai nilai
yang tidak terlepas dari diri manusia secara individual yang dapat memberi arti
penting dalam membangun potensi yang merupakan bagian dari upaya untuk
menciptakannya aspek pandangan hidup kedepan yang lebih signifikan dan
berkeadilan.
Sejarah pendidikan sama
asalnya dengan sejarah manusia itu sendiri dengan kata lain bahwa eksistensi
pendidikan bersamaan dengan keberadaan manusia, keduanya tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lain. Melainkan saling melengkapi, karena
pendidikan tak punya arti bila manusia tidak ada didalamnya, maka manusia
merupakan subjek dan objek pendidikan, artinya manusia tidak akan bisa
berkembang secara sempurna bila tidak ada pendidikan.
Dari konsep ini, maka secara
alamiah manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal
dunia mengalami proses tahapan demi tahapan. Demikian pula kejadian alam
semesta ini diciptakan tuhan melalui proses setingkat demi setingkat. Pola
perkembangan manusia dan kejadian alam semesta yang berproses demikian adalah
berlangsung diatas hukum alam yang ditetapkan oleh Allah sebagai “Sunnatullah”.[8]
Pendidikan sebagai usaha
membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohania dan
jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Oleh karena itu, pentingnya
pembinaan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan atau pertumbuhan,
baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses ke arah
tujuan akhir perkembangan atau pertumbuhan. Tidak ada satupun mahluk ciptaan
Tuhan di atas bumi yang dapat mencapai kesempurnaan atau kematangan hidup tanpa
berlangsung melalui suatu proses akan tetapi suatu proses yang diinginkan dalam
usaha ke pendidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan yaitu mengarahkan
anak didik (manusia) kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang
hendak dicapai manusia individual dan sosial untuk pengabdian dirinya pada
Tuhan.
[1] Prof. Zahara
Idris, MA., Dasar-dasar Kependidikan, (Bandung: Angkasa,
1984), h. 10
[2] Driyakarya, Driyakarya
Tentang pendidikan, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1980), h. 131
[3] Ahmad D.
Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung:
Al-Ma’arif, 1989), h. 20
[4] Burlian
Somad, Beberapa Pesoalan Dalam Pendidikan Islam, (Bandung:
Al-Ma’aif, 1981), h. 44
[5] Usman Said, Sumbangan
Pendidikan Islam terhadap Pembentukan Kepribadian Indonesia, (Jakarta: Agus
Salaim., 1996), h. 66
[6] Abd. Rahman
Shaleh, Didaktik Pendidikan Agama di Sekolah Dasar, (Badung:
Pelajar, t.th), h. 33
[7] H.
Zuhairini, et.all., Mrtodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1981), h. 25
[8] H.M.
Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Cet V; Jakarta, Bumi Aksara :
1999) h 11